RSS
email
0

Pontianak Punye Cerite (jilid dua)

Mumpung gak kemana-mana, lanjutin ah cerita tentang Pontianak. Tapi, lewat foto-foto aja ya? Yang kemaren ternyata panjang banget kayak skripsi tulisannya....... ;D . Maapkeun ya jika fotonya nggak sip. Diambil secara amatir melalui berbagai gear ini.
Kalau ada waktu lagi, InsyaAllah upload lagi. Sotong pangkong, Pontianak dari atas dan laen2 belom ketemu file-nya. Udah nggak ada lagi di eksternal HD. Kayaknya si udah di burn di CD yang dipaketin ke rumah. Semoga masih ada yahhh.........
Masjid Keraton Kadariyah (Pontianak)
Pintu Keraton Kadariyah (Pontianak)
Sultan Hamid II (Syarif Abdul Hamid Alkadrie), putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie
Cermin Seribu Bayangan
Masjid Jami'
Masjid Jami' (2)
Alun Sungai Kapuas
Masjid Mujahidin (dari lantai 2)
Masjid Mujahidin (Tampak Samping)
Meriam Karbit
Kehidupan di sepanjang Sungai Kapuas
Tugu Digulis
Tugu Khatulistiwa (Asal Mula)
Tugu Khatulistiwa (Kini)
Lingkungan Tugu Khatulistiwa
naga Bersinar
Arakan Naga bersinar (Cap Go Meh)
Bunga Mei Hwa dan Angpao bertebaran di mana-mana tiap Imlek
Keraton Amantoebillah, Sambas
Gerbang Keraton Sambas
Masjid Keraton Sambas
Klenteng tertua dan masjid Raya (Kota Singkawang)
Read more
1

Pontianak Punye Cerite


Udah lama punya utang cerita tentang Pontianak, sampe akhirnya meninggalkan Pontianakpun cerita itu belum terpublikasi di blog ini. Pertama kali dengar kalau aku ditempatin di Pontianak,yang terlintas di benak adalah Tugu khatulistiwa, Kuntilanak dan Hutan pedalaman suku Dayak. Oh ya...dan santet. Nggak terbayang bahwa jaman sudah modern. Pontianakpun pasti telah berkembang sebagaimana kota-kota lainnya.
Yang pasti, dari segi legenda, sudah tersebar kalau kata Pontianak memang berarti Kuntilanak. Hal itu nggak bisa lepas dari cerita asal mula Kota Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadrie (putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab).
Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana.
Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan sembahyang dhohor itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.
Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak (Kuntilanak). Syarif Abdurrahman memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu dengan meriam. Sebelum peluru meriam dimuntahkan, beliau bernazar “di mana peluru meriam jatuh, di situlah akan didirikan kesultanan”. Ikrar itu dilaksanakan. Kegiatan membunyikan Meriam Karbit ini pun di kota Pontianak dilestarikan secara turun-temurun sampai sekarang. Tapi, bukan untuk mengusir hantu, melainkan untuk perayaan hari-hari besar, seperti Ramadhan, Lebaran, dan Tahun Baru.

Peluru tersebut jatuh di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, Syarif Abdurrahman membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah. Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari isnen dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie. Keraton dan Masjid ini, sampai sekarang masih ada dan bisa kita kunjungi. Ada yang merawat. Cuma rasanya masih kurang aja. Kalau lebih bersih pasti lebih bagus. Kalau berkunjung ke sini, jangan lupa siapkan juga uang untuk para peminta-minta yang siap mengerumuni saat kita keluar dari sana.

Tempat berdirinya keraton dan masjid Jami' tersebut sekarang ini terkenal dengan nama Kampung Beting, dimana bagian belakang kampung ini berada tepat di atas sungai Kapuas yang menjadi sumber kehidupan mereka. Tiap-tiap bangunannya dihubungkan dengan jembatan kayu (gertak). Bahkan, berdasarkan cerita, di Bulan Desember saat air pasang air bisa masuk ke rumah hinggga setengah meter.
Sebenarnya, berjalan menyusuri gertak di kampung ini pengalaman yang menarik. Apalagi pas sunset di hari cerah. Sayang banyak bagian yang tampak kumuh. Dan kalo pagi/sore pastinya banyak yang melakukan kegiatan MCK di sini. Ironisnya sih image yang saat ini melekat pada Kampung Beting. Kampung ini dikenal sebagai Texas-nya Pontianak. Tindak kriminalitas di kawasan ini sangat tinggi, terutama yang berkaitan dengan narkotika dan pencurian. cerita ini kebetulan terdengar sendiri dari salah seorang pegawai Puskesmas yang berada di sana. Penjahat kelas kakap dan transaksi narkoba bernilai milyaranpun bisa terjadi di sini. Nggak heran kalau kawasan ini jadi incaran intel, bahkan namanya terkenal sampai Mabes Polri (kata seorang sopir taksi). Bahkan, kata si sopir taksi itu, kalau ada pelanggan yang meminta diantar ke kampung Beting di malam hari sebisa mungkin ditolaknya. Ketika memasuki kampung ini, jangan heran dengan kendaraan yang tetap laju. Pun ketika lampu merah menyala. :D

Secara keseluruhan, kehidupan masyarakat sendiri sangat beragam. Karna memang multietnis yang hidup di sini. Melayu, Dayak, Tionghoa, Madura, Bugis dan Jawa. Kalau soal SARA, memang di sini agak rentan. Tapi secara umum kerukunan antar etnis masih terjaga. Meskipun kadang terlihat tersekat-sekat. Tapi keanekaragaman ini sendiri sebenernya memperkaya budaya di Pontianak. Upacara adat masing-masing memliki kekhasan tersendiri yang menarik wisatawan. Ada robo-robo (Mempawah, Kabupaten Pontianak) ritual pengingat kiprah mpu daeng manambon mempersatukan berbagai etnis menjadi satu di Kerajaan mempawah (sekarang Kabupaten Pontianak), Gawai Dayak (perayaan panen suku Dayak). Biasanya suka ada Pawai keliling kota dan pameran di Rumah adat dayak (jalan. Sutoyo), Trus ada juga perayaan Cap Go Meh (Etnis Tionghoa, Bahasa Hokkian) pada hari ke 15 tahun baru cina (imlek). Ramenya si mulai dari sebelum imlek sampai Cap Go Meh. Cap Go Meh ini puncaknya. Biasanya ditutup dengan arakan tatung keliling kota. Cuma kalau di Pontianak, untuk lebih menertibkan dan menghindari orang yang memanfaatkan suasana (untuk memancing kerusuhan) perayaannya nggak lagi keliling kota. Tapi dipusatkan di wilayah tertentu aja. Truz untuk tahun ini (2011) Malemnya ada arak2an naga bersinar dan kembang api.

Perayaan Cap go meh ini lebih rame sih di Singkawang. Terutama arak-arakan tatungnya. Beberapa hari sebelum Cap Go Meh, tatung-tatung (baik tatung anak-anak, tua, muda, laki-laki dan perempuan) dari kelenteng kecil dan lebih muda berkunjung ke kelenteng yang lebih tua. Trus pagi hari ke 15-nya para tatung dengan berbagai macam kostum (biasanya kostum jenderal perang) akan berkumpul untuk bersembahyang kepada langit di altar yang telah disediakan. Setelah itu, mereka berkeliling untuk ‘membersihkan kota dari segala mara bahaya’. Aura mistik bakal kerasa. Karna bau dupa dan Tatung yang kerasukan yang menampilkan atraksi kebal. Ditandu dan duduk/berdiri di atas golok, menusukkan paku/besi/entah apa ke mulut. Ngeri juga si kalo ngeliat, makanya aku gak berani liat langsung.

Jadi selama beberapa hari sebelum Cap go Meh biasanya kita bakal ketemu beberapa rombongan tatung yang sedang berkunjung. Dan kelenteng tertua di sini adalah kelenteng di tengah kota. Kelenteng Tri Dharma Bhumi Raya. So, jangan kaget kalau di sana beberapa hari sebelum Cap Go Meh ketemu beberapa rombongan (naik kendaraan atau jalan kaki) dengan music khasnya (yang kayak gong itu loh…) seliweran dimana-mana. Juga bau dupa yang akan tercium sampe kemana-mana. Aura mistiknya bakal kerasa banget.
Menurut cerita salah satu orang Singkawang yang aku temui, Tatung itu bukan sembarangan. Biasanya mereka keturunan atau mendapatkan bisikan dari dewa. Tapi, kehidupan tatung sehari-hari jauh dari hingar binger kemeriahan Cap Go Meh. Sebagian besar mereka sih hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka yang hidup di Klenteng (Pek Kong) mendapatkan rejeki kalau ada orang datang berobat atau minta didoakan. Selain itu ya kerja apa aja. Yang menjadi keprihatinan si ibu ini (yang bercerita) kadang, anak kecil yang menjdi tatung ini terpaksa minum arak untuk mempermudah roh masuk ke tubuhnya. “Kadang kasihan mbak, liatnya. Tapi ya bagaimana itu kan tradisi”

Whelehh. . . . . lanjutin lagi ya ceritanya. Mmm. . . .apa lagi ya yang belum diceritain?

Oh, yaa. . . .soal etnis ya tadi. Oke dech. Lanjut.

Etnis Dayak adalah etnis asli Kalimantan. Mereka (dulunya) hidup di pedalaman dan bertahan hidup dengan berburu dan berladang (berpindah). Makanya, untuk saat ini mayoritas masyarakat Dayak tinggal di daerah Melawi, Bengkayang, Mempawah (daerah anjungan), Landak, Sintang, Sanggau, Sekadau dan Kapuas hulu. Dulu, dalam pikiran sebagian besar orang (terutama di Pulau Jawa) menganggap bahwa Masyarakat Dayak itu primitive, suka makan orang dan aura mistik di masyarakatnya kuat. Cuma, sekarang kan udah tahun 2011. Mereka juga butuh pendidikan dan kehidupan yang lebih baik. Jadi mereka sudah tersebar di mana-mana. Lagipula, sejak jaman dulu mereka toh punya slogan yang sekarang sering dipake di spanduk-spanduk kalo ada perayaan tertentu. “Adil Ka’ Talino Bacuramin Ka’ Saruga Basengat Ka’ Jubata” yang artinya kurang lebih bersikap adil dan toleran terhadap sesama, dalam menjalani kehidupan harus bercermin dari surga dan setiap nafas kehidupan yang kita miliki berasal dari TUHAN YANG MAHA KUASA. (Kata ini pertama kali tau pas menyusuri jalan Tayan. Dicegat orang di tengah jalan dan dibagi selebaran yang atasnya ada salam itu). Ngomongin etnis ini, jadi inget dengan obrolan dengan seorang pejabat daerah yang kebetulan beretnis Tionghoa. Dia bilang, kehidupan budaya sekarang makin bergeser. Kalau dulu, kehidupan antar etnis itu berjalan dengan baik. Saling rukun dan tolong menolong. Ketika terjadi kerusuhan antar etnis, sebenarnya dipicu oleh beberapa oknum saja, dengan masalah sepele. Cuma akhirnya menyebar dan membesar. Selain itu, sekarang, mereka (beberapa/oknum) lebih mengedepankan sisi materialistis, dan adat hanya dijadikan sebagai senjata. 

Yaaaahhh.....Kalau dipikir-pikir sih, sekarang ini gampang banget kita ketemu yang kayak gitu. Bukan cuma etnis Dayak aja. Tapi hampir semua. Hffft. . . . .

Etnis melayu merupakan etnis pendatang yang menyebarkan ajaran Islam. Jadi sebagian besar asal mula hidup di pantai atau pesisir sungai. Hal itu terlihat dari kerajaan-kerajaan di Kalbar yang berada di pesisir sungai. Dalam perjalanannya,merekapun sudah berbaur dengan penduduk asli dan pendatang lainnya. Bahkan banyak masyarakat Dayak dan Tionghoa yang menjadi muslim. Untuk orang Dayak yang berpindah agama, mereka tidak lagi menyebut dirinya Dayak. Tapi Melayu. Seperti yang diceritakan Bapak Kos dan ibu-ibu dari Menukung, Melawi yang kebetulan di daerahnya sebagian besar warganya adalah Dayak Muslim. (Makanya kok nggak liat banyak anjing waktu berkunjung ke sana).

Etnis Tionghoa dengan beragam tingkatan kehidupan dan strata sosial bisa ditemui di sini. Mulai dari yang miskin, menengah atau kaya juga ada. Kalo naek oplet (pas lagi jam rame) di Pontianak, berasa di negeri manaa. . . . . gitu. Bahasa campur aduk. Melayu, Khek,Tio Ciu, Madura atau bahkan Jawa bisa ditemui. Kalau di Jawa, sebagian besar nama Tionghoa sudah berubah menjadi nama yang Indonesia atau keJawa2an. Tapi kalau di sini, nama asli dengan marga masih banyak sekali ditemui. Bahkan, baru nemu di sini etnis tionghoa menjadi PNS dan pejabat pemerintahan di Indonesia. Dan pejabat-pejabat dari etnis ini (yang sebagian besar berakar bukan di pemerintahan, tapi di swasta) memiliki pemikiran yang luar biasa. Jadi visi misi mereka itu pas banget sebenernya kalau benar-benar diterapkan. Ini pendapat pribadi ya, dan hanya berdasarkan ngobrol-ngobrol. Bukan berdasarkan survey mendetail :D
Oh ya, satu lagi. Karna di sini etnis Tionghoa cukup banyak, hal yang mudah kalau mau mencari klenteng atau makanan khas tionghoa kayak chai kue (choi pan), kwetiau (mie tiaw), bubur ikan, le tau suan, bubur kepiting,dll. Oh ya, berhubung di sini etnis Tionghoa dan Dayak banyak, untuk muslim yang cari makan hati hati ya. Terutama kalau di daerah Jalan Gajah Mada. Karna banyak makanan non halal di sini. Sangat dianjrkan liat logo halal atau tanya2 ke penduduk yang di situ sebelum makan. Selai itu, di sini, aku banyak nemu yayasan-yayasan yang punya pasukan pemadam kebakaran. Dalam setiap kebakaran yang terjadi, pasti mereka yang turun.

Etnis Madura. Ngomongin soal Kalbar nggak bisa dipisahkan dari keberadaan etnis ini di dalamnya. Apalagi jika mengingat pernah adanya konflik besar antar etnis yang melibatkan etnis ini.
Dalam pikiran sebagian besar suku Melayu sumber konflik terjadi karena perilaku orang-orang Madura tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat suku Melayu dan Dayak karena gampang melanggar hukum, seperti mengambil milik orang melayu, menyerobot tanah, arogan, menangnya sendiri, dan mudah menggunakan senjata tajam (clurit), serta membawa kelompoknya dalam menyelesaikan hampir pada setiap konflik. Perbenturan sering terjadi, saat orang Melayu sering tidak mengerti argumen pembelaan sepihak yang disampaikan orang-orang Madura dan kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan (Carok atau menggunakan clurit).

Argumen yang dipandang aneh yang sering didengar dalam perselisihan yang menyangkut tanah, tanaman, kasus pencurian. Misalnya argumen kalo buah-buahan dan rumput di kebun tumbuh karena Tuhan. Maka jangan disalahkan kalau orang mengambil buahnya. Kalo ada kasus pencurian barang di pekarangan orang Melayu yang pelakunya orang Madura, dibilang kalo orang Madura diperbolehkan mengambil barang-barang di luar rumah, jika memang pemiliknya sudah berkecukupan. Pencurian ayam yang dipastikan selalu dilakukan oleh orang Madura, sampai ada semacam pameo “waktu masih kecil milik orang Melayu, setelah besar (berharga) milik orang Madura”. Kalau pencurian di dalam rumah, selalu muncul alasan bahwa mengambil milik orang lain di dalam rumah diperbolehkan, asal pemiliknya memperbolehkannya. Kalo ketangkep, orang Madura hanya mengembalikan barang itu, karena menganggap pemiliknya melarang barang itu diambil.
Di sisi lain, Orang Madura adalah pekerja keras dan memiliki etos kerja yang tinggi. Sebagian besar pemecah batu dan sopir oplet adalah orang Madura. Itu yang orang Melayu tidak bisa tandingi. Makanya, sekarang ini bahan bangunan di Sambas relatif lebih mahal karena harus mengambil batu pecahan dari Singkawang. FYI, sampai saat ini, Sambas masih tidak memperbolehkan orang Madura memasuki wilayahnya.
Kalo di Pontianak, etnis ini masih banyak ditemui. Terutama di Gang Kos-ku yang merupakan relokasi korban kerusuhan. Well, tapi menurutku, cap orang Madura begini begitu, orang Melayu itu begini, atau Orang Dayak itu begitu itu hanya stereotipe belaka. Selama ini ketemu juga orang Dayak, Madura atau Melayu yang baik2. Dan sering terbantu oleh mereka.

Cuman ada satu kendala nich. Kalau ada orang berkunjung ke pontianak dan nanya “Di sini objek wisatanya apa?” Naaaa. . . . bingung dech. Paling diajak ke Tugu. Atau ke Serasan. Tempat makan sambil menyusuri Sungai Kapuas. Apa lagi yaaa. . . . Biasanya si kantor kalo ada tamu langsung bawa ke Singkawang. Hohoho. . . . . . .
Udah dech. . . .sekian cerita dari Pontianaknya. Cerita ini bersumber dari Wikipedia, Bapak Kos, Pengamatan sekilas (pribadi) dan hasil ngobrol-ngobrol. :D
Read more
0

Goodbye Pontianak........

Akhirnya tiba juga saatku harus meninggalkan Pontianak. Kota yang sudah hampir lima tahun aku tinggali. Sedih, berat? Jelas. Meskipun sebentar, ada banyak kenangan di sini. Termasuk kepingan hati yang terpaksa kutinggalkan di sini.
Kemaren jam 11 udah dijemput karna pesawat jam setengah satu. Jadi paling nggak jam 12 harus udah nyampe di bandara tuk check in. Huwaaa.....padahal beres2 belum selesai. Alhasil, jam setengah 12 baru meluncur. Pas ngelewatin depan kantor ngeliat ada rame2 orang di lobby. Katanya, mereka yang mw nganter aku ke bandara. Haoooo.....baiknyaaaa.....jadi terharuuu...... (udah susah payah ni mw menahan aer mata). Udah lama gak bermellow2 ria. Tapi sejak malem liat facebook dan twitter pasti dech, aer matanya tau2 kluar.
Sampe bandara udah jam 12an lebih. Anak2 udah nunggu di sana karna kami tadi sempet mampir2 dulu. Jadi, yang nganter malah udah nyampe duluan. Check -in dianter sama Jo nd you know what? Pesawat delay sampe jam 2. Mungkin karna pagi sempet kabut yaa. Udah lama gak hujan kan........
Abis chek-in kluar lagi. Poto2an nd pamitan sama temen2 di luar. Asli heboh banget. Teman2ku yang baik..... I'm gonna miss them much. Pastinyaaa.....
Biez tu, mereka pamit karna mw ada ujian. Aduwww...baiknya mereka....... Huhuhuwww.........
Tapi ada salah satu best friend ku sama suaminya yang kebetulan masih cuti (abis nikah) masih nemenin sampe jam setengah 2. Ngupi2 dulu. Ngobrol untuk yg terakhir sebelum naek pesawat.
Jam setengah 2, masuklah ku ke ruang tunggu. Sempet baca twit, fb dan BBM temen2. Malah berkaca2 mataku. Bukannya tadi pas pamitan. blogger-emoticon.blogspot.com.
Pas jam 2, naik bus menuju Pesawat. Goodbye Pontianak.....Goodbye teman2. Sampai ketemu lagi di tempat yang lebih baik......
Kado susulan dari mereka. Tengkyu yaaa....ternyata sangat berguna skalii.....
Read more
0

Perpisahan (not really the end of the journey)

Ketika tiba saat perpisahan, janganlah kalian berduka, sebab apa yang kalian kasihi darinya mungkin akan tampak lebih nyata dari kejauhan. Seperti gunung yang tampak lebih agung dari padang dan daratan ~ Kahlil Gibran~
Cepatnya waktu berlalu. Tinggal menghitung jam keberadaanku di Kota ini. Tadi siang, kantor pun udah ngadain acara perpisahan. Nggak ada tangis hari itu. Cuman sedikit berkaca2 waktu disalamin orang2 kantor. Pelukan, ciuman. Benar2 seperti ada yang hilang ketika aku menatap mata2 mereka. Jadi, aku akan benar2 pergi yaa........ Kota ini, Kantor ini dan mereka2, bagaimanapun keadaannya. Pasti akan aku rindukan. Betapa harusnya aku bersyukur mendapatkan teman2 seperti mereka. Dengan berbagai karakternya, tapi selalu baik hati. Banyak hal sebenarnya yang ingin aku ungkapkan saat itu. Tapi nggak kesampean. Cukup singkat aja. Takut jadi acara mellow2an ntar. Yang pasti si, mw ucapin makasi banget buat temen2 semua. Yang sering ditebengin, direpotin, dijailin, diboongin (meskipun cuman boong jail). Maaf yaaa.....kalau ada sikap, perkataan, senyuman, kejailan yang nggak pas dan bikin kalian repot atau gak nyaman. :( :( :( Maaph ya, belum ada upload-an foto. Belum dapet file-nya dari para potograper..... :)
Read more
0

Nikah?

Jarang2 aku bikin judul tentang pernikahan. Bukan apa2 sih. Karena meskipun umur hampir kepala tiga aku sedikitpun belum mendekati gerbang menuju ke sana. Bukannya gak pengen juga. Tapi apa ya? Belum nemu yang cocok?? Alasan klise ya....... Sementara ini, aku sih masih menikmati saat2 menjadi seorang single. Pertanyaan dari orang sekitar itu udah biasa. Wajarlah mereka menanyakan itu. Tapi ya, di saat2 bahagia gini tetep aja ada saat aku ngerasa being single itu nggak enak banget. Kapankah itu???? Di saat lebaran!!!! Tepatnya saat pertemuan keluarga dengan suasana resmi kayak di keluarga bapak. Para tetua dan anak cucu berkumpul. Suasana hening. lalu yang tertua pun berbicara. Teng...teng.....suasana semakin tegang saat beliau berkata "mumpung aku masih ada,bapak ibu masih sehat, yang belum menikah mbok ndang cepet2..........." Trtttttrrrtt.......blogger-emoticon.blogspot.commulai dech. Semua mata memandang ke arahku. Ada pandangan menuduh, ada yang senyum2, ada yang bisik2 'tuuuuhhh!!!'. Sumpeeee......gak enak banger itu. Langsung ngerasa jadi terdakwa yang punya salah gedeee.....banget.
blogger-emoticon.blogspot.comudah berusaha tutup kuping sih. Tapi kasian juga ngeliat emak nd bapak. Mereka si nggak pernah maksain. Tapi ngerti dong, gimana rasanya kalo digituin sama tetua. hahhh......tape dehhh......tapi mw gimana lagi. Kalo soal nikah, kok aku ni kayak gak inget umur. Susaaahhhh....banget bilang 'ya'. Sampe kadang mikir, 'Kenapa ya, emak ane gak jodohin gue aja. Kayak Siti Nurbaya gitu. Kan gak repott.....' Sudahlah, sekian dan terima kasih. Menjelang puasa malah ingetnya ini. Tapi, dishare lebih plong jadinya. Yang lain, ada yang pernah punya pengalaman yang sama???
Read more
0

a Sweet Dream

Kesambet apa ya aku, akhir2 ini. Mimpi aneh2 banget. Kemaren2 mimpi dilamar sama bule homo. Entah dengan cara apa dia bilang, aku mau. Bahkan sampe nangis2 terharu. blogger-emoticon.blogspot.com. Trus tadi malem, mimpi diajak seseorang ke toko cincin. Entah emas ato bukan. Tapi asumsinya, itu cincin kawin. (eh...tapinya kok kagak ada model2 cincin kawinnya yak? Orang cincin kaya punya nyonya2 sosialita yang segede2 jengkol itu). Anehnya lagi, kita selama perjalanan tu gak ada ngomong2nya sama sekali. Pas sampe di depan toko cincinnya juga aku cuma bengong liat di depanku ada cincin berderet2. Eh, dianya tau2 narik tanganku trus dipakein tu cincin di jari manis. Trus dibandingin ama tangan dia satunya. (Anehhh!!!!).
Cuman ya....kok rasanya seneng banget ya? dan aku (di mimpi) anggep itu romantis. Wkwkwk....blogger-emoticon.blogspot.com. Aneh ya, jadi pengen ngumpet saking malunya. Kayak ababil dch.........
Kenapa yaaaaaa....guehhh iniiiiiihhhhhh.......!!!!!
Read more
0

Another side of Borneo (Part 2)

Panas2 menyusuri jalan A. Yani, nunggu oplet di pinggir jalan, jadi inget kalo belum bayar utang nulis lanjutan tentang negeri sebelah.
Ada hal yang aku salut dari sana. tertibnya lalu lintas. Terlepas dari adanya orang yang bandel. Ddimanapun pasti adalah ya...... Tapi secara umum, ketertiban di sana lebih terasa. Gak pernah denger klakson mobil. Jarang banget nerobos lampu merah. Kalo macet, di sanapun ada. Tapi rasanya gak deg2an tuh alo tiba2 ada sepeda motor nyelonong dari kanan atau kiri. Oh iya, ngomongin motor jadi inget. Di sana jarang banget ditemuin motor2 baru kayak di sini. Banyak juga motor2 model lama atau motor bikinan mereka. Lupa sih apa namanya. Kayak gini nih........ Mobil delivery-nya KFC juga kayak gini loh. Anehnya lagi letak plat motornya. Hehehe.......... Ngeliat model rumah di sana juga gak yang desainnya keren/modern kayak di sini. Di sana masih model rumah2 lama gitu. Tapi kesannya bersih gitu. Rapi. Kalo Pom bensinnya....... Oh iya, ada lagi ni yang agak lain di sini. Mereka memasang dua bendera di depan kantor2. Bendera Malaysia dan bendera Sarawak dikibarkan sejajar. Nggak tau sih apa maksudnya. Belum sempet browsing juga kenapa bisa begitu. Kata sopir kami juga orang dari Malaysia (semenanjung) kalo mw ke Serawak harus bawa paspor gitu. Cm gak tau ya, yg ini hoax bukan. Karna aku juga gak confirm. :P Yang pasti si, liburan sebentar ke Kuching ni bikin aku jadi mikir. Mungkin gak ya, Indonesia bisa seperti negara sebelah? Penduduk, banyak. Kebudayaan, macem2. Laut, hutan, air terjun. Apa sih yang nggak ada?
Read more
0

Sendiri....salahkahhh?

Sesuatu yang tidak pernah kumengerti. Dari dulu. Sejak lama, aku kemana-mana prefer jalan sendiri daripada ngajak orang lain. Bukan apa2, aku ni moody banget. Rencana mw jalan kemana, sampe tengah jalan berubah pikiran sampe akhirnya muter2 gak jelas sampe kemana2. Cuma yaaa....kenapa orang2 itu menganggap aneh. Ilustrasinya kayak gini nih percakapanku sama temen. T: "Dari mana?" A: "Dari supermarket A" T: "Sama siapa?" A: "Sendiri." T: "Sendiri? kenapa sih gak ngajak si A atau minta anter si B dan bla...bla...bla....." (ceramah panjang) atau kayak gini nih T: "Dari mana?" A: "Dari supermarket A" T: "Sama siapa?" A: "Sendiri." T: "Kasihan banget sih. Kok nggak bilang2. Kan bisa minta anter si A ato sama aku...." (ceramah panjang) Bukan cuma satu dua orang yang begitu. Tapi banyak banget. Apalagi kalo tau aku nek angkot ato jalan kaki. Kenapa siiihh?? Ini yang aneh aku atau mereka ya? Ka ada saat2nya juga kami pergi bareng2. Maaf ya teman2, Aku nggak bermaksud apa2. Aku tau kok, kalian baik sekali. Aku juga sama sekali nggak bermaksud mengabaikan kalian lebih2 menganggap kalian itu tidak ada. Bukan itu, sungguhh.......
Read more
 

Friends

Categories