RSS
email

Another Side of Borneo

Finally, setelah sekian tahun berada di Pontianak aku menginjakkan kaki di bagian lain Borneo. Negeri tetangga. Kuching. Berenam kami ke sana. Eh, delapan orang kalo bareng guide dan sopirnya. Berhubung pake Kijang pake strategi 3-3-2 lah. Depan dua, tengah dan belakang tiga. Berhubung badanku kecil, aku merelakan diri untuk duduk di bangku belakang. Non problemo lah. Aku dalam keadaan bagaimanapun bisa tidur.
Kami jalan melewati border Entikong. Jadi perkiraan untuk sampai di Kuching sekitar 8 s.d 9 jam. Lumayan lah. Pernah berada d dalam mobil lebih lama dari itu. Jadi gak kaget.
Pemeriksaan di sini gak terlalu ketat juga. Yang penting cap paspor udah beres. Barang juga gak diperiksa. Cuma ditanya doang. Nyelundupin orang juga gak ketauan kali yaa.......
Baru keluar border Malaysia, kami sudah bisa merasakan perbedaanya. Pertama masalah angkutan. Angkot mereka lebih bagus. Ehhh....mereka bukan bilang angkot. Tapi kereta sewa. Jadi....inilah penampakan kereta sewa mereka.
Tapi kalo taksi, gak jauh beda sih sama Pontianak. Kayak gini nich......
Sepanjang jalan rapi dan bersih.
Melihat Kuching, sebenarnya biasa saja. Mungkin Jakarta atau Surabaya lebih keren. Tapi soal tata kota dan kebersihan, jelas kita kalah. Di Kuching, kami tak menemukan parit atau sungai dengan onggokan sampah di pinggirnya.
Soal pariwisata dan budaya, sebenernya juga kita lebih bagus. Tapi mereka mengemasnya dengan begitu menarik. Bisa dibilang, sebenernya Kalbar pun bisa lebih dari Kuching. Ada tiga hal yang rasanya perlu dikembangkan: Infrastruktur berbasis lingkungan, transportasi dan pengembangan potensi wisata. Cukup sederhana, jika kepentingan pemerintah dan masyarakat murni untuk membangun Kalbar.
Ehhh...kok ngomongnya jadi berat......mending liat2 foto aja yuk.......
Ikonnya Kota Kuching
Menyeberang jalan di sini lebih nyaman
Picture by Budi (Diyoriho)
Astana, dilihat dari seberang (waterfront)
Kuching di malam hari.
(Jepretan yang paling oke dibanding yang lain, berkat bantuan master Jo)
Suasana Waterfront di sore hari
Mereka punya gedung tinggi, mereka punya trotoar dan mereka punya jalan mulus yang bersih
Kawasan Pertokoan Sato'
Dimana-mana yang namanya pasar ya sama. Kayak gini ini
Kampung Budaya
Bidayuh Bamboo Bridge @Taman Budaya. Lumayan bikin deg2an. Takut jatoh. :P
Aktivitas di dalam rumah adat
Kebudayaan yang kita juga sebenernya punya
Lampu Kantong Semar yang menarik
Damai Beach. See....pantai kita lebih bagus kan???
Sooo.....bagaimana? See.....kita sebenernya punya banyak hal yang lebih bagus untuk dikelola. Kita emang nggak mampu melakukannya sendiri. Tapi seenggaknya, bisa mulai dengan mencintai apa yang ada di sekitar kita dan tidak merusaknya. Lingkungan kita, budaya kita, bahasa kita, kesenian yang kita punya, apapun.
Yes, We Can!!!
PS: Foto yang lain plus another storiesnya nyusul kapan2 yach. Mo nyelesein laporan dulu. Lagian belum sempet minta file ke temen2. Hihihi........

Bookmark and Share

0 komentar:

 

Friends

Categories